BAB I
PENDAHULUAN
Pemuliaan
ternak adalah usaha jangka panjang dengan suatu tantangan utama yaitu
memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di masa mendatang serta
merencanakan untuk menghasilkan ternak-ternak yang diharapkan tersebut (Warwick
et al. 1990). Peran pemuliaan dalam kegiatan produksi ternak sangat
penting diantaranya untuk menghasilkan ternak-ternak yang efisien dan adaptif
terhadap lingkungan. Produksi ternak yang efisien bergantung pada keberhasilan
memadu sistem managemen, makanan, kontrol penyakit dan perbaikan genetik.
Phillipsson (2003) mengemukakan bahwa komponen yang harus diperhatikan dalam
program pemuliaan untuk negara berkembang antara lain adalah peran ternak,
tujuan pemuliaan, recording serta membangun infrastruktur.
Pengadaan
bibit umumnya masih merupakan hasil swadaya peternaknya sendiri. Program
pemuliaan yang tepat dan terarah serta berkesinambungan belum ada. Perbaikan
mutu genetik akan efektif bila telah diketahui parameter genetic sifat-sifat
produksi yang mempunyai nilai ekonomis disertai dengan tujuan pemuliaan (breeding
objective) dan pola pemuliaan (breeding scheme) yang jelas. Salah
satu cara untuk perbaikan genetik pada ternak dapat dilakukan melalui seleksi
dalam kelompok ternak lokal dengan tujuan untuk meningkatkan frekuensi gen yang
diinginkan. Kegiatan seleksi akan efektif bila jumlah ternak yang diseleksi
banyak, namun catatan performans individu dari jumlah yang banyak akan sangat
mahal. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah, seleksi atau peningkatan
mutu
genetik dilakukan pada kelompok-kelompok tertentu
kemudian disebarkan pada
kelompok lain.
BAB
II
ISI
Tatalaksana
Pembibitan
Tatalaksana
pembibitan ayam lokal adalah kegiatan melakukan pembiakan ayam lokal hasil
seleksi melalui perkawinan yang seleksinya didasarkan pada sifat produksi
dan/atau reproduksi. Tatacara pembiakannya adalah :
(a) melakukan perkawinan ayam jantan
dan betina untuk menghasilkan telur-telur fertil;
(b) menetaskan telur fertil dengan
inkubator (mesin tetas) untuk menghasilkan anak ayam. Usaha pembibitan ayam
lokal dilakukan mengacu kepada Pedoman Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (GBP).
1. Persyaratan Teknis Bibit Ayam Lokal
- Diutamakan bibit hasil produksi dari pembibit ayam lokal;
- Bebas dari penyakit menular;
- Memenuhi persyaratan teknis minimal bibit ayam lokal;
- Ayam betina dara siap berproduksi (pullet) dan pejantan siap kawin. Untuk mengatasi kesulitan penyediaan pullet, dipertimbangkan pengadaan bibit DOC dengan diberikan paket pakan sampai dengan ayam siap produksi (umur 5 bulan) dengan memperhitungkan angka kematian dari DOC sampai dengan pullet.
2. Tempat/lokasi
1) Lokasi merupakan sentra
pengembangan ayam lokal
2) Berdekatan atau mudah dijangkau
oleh pelaku usaha budidaya ayam lokal dalam perindustrian ayam bibit
3) Terdapat banyak sumber pakan
4) Terdapat sarana atau prasarana
bagi keberlanjutan kegiatan pembibitan
5) Lokasi berpotensi untuk
dikembangkan menjadi wilayah sumber bibit unggas lokal.
6) Kondisi agroekosistem sesuai
untuk pengembangan usaha pembibitan sapi potong, antara lain didukung oleh
ketersediaan sumber pakan lokal dan air.
7) Lokasi bukan merupakan daerah
endemis penyakit hewan menular ang ditetapkan oleh pemerintah daerah
8) Tersedia sarana dan prasarana
serta kelembagaan pelayanan petugas teknis peternakan dan kesehatan hewan.
9) Lokasi mudah dijangkau bagi
pembinaan dan pemasaran hasil.
10) Mutasi ternak di lokasi kegiatan
mudah dikendalikan
3. Kandang dan Perlengkapan
- Daya tampung kandang sistem litter untuk ayam umur <3 minggu 40 ekor/m2, 3-6 minggu 20 ekor/m2, 6-18 minggu 10 ekor/m2 sedangkan untuk ayam umur > 14 minggu 6 ekor/m2.
- Kandang cukup ventilasi, memperoleh cukup sinar matahari dan terhindar dari aliran hembusan angin yang terus menerus.
- Tempat pakan dan air minum dapat terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat dan sesuai dengan umur ayam, baik ukuran maupun bentuknya.
- Tempat pakan harus diletakkan secara praktis, mudah terjangkau, mudah dipindahkan, diganti atau ditambah isinya dan mudah dibersihkan.
- Ayam yang sakit ditempatkan dikandang isolasi. Alat untuk membersihkan kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lain.
- Alat pemanas (indukan buatan) dan alat penerangan cukup.
- Alas kandang dan tempat bertelur kering dan bersih.
4. Pakan
Penggunaan ransum pakan ternak hendaknya mengikuti
persyaratan
sebagai berikut :
1) Anak ayam umur <3 minggu
diberikan makanan dengan kandungan nutrisi; Energi 2900 kkal ME/kg ransum,
Protein Kasar 21%, Kalsium (Ca) 1%, Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9 dan
Asam Amino Methionin 0,4.
2) Umur 3 - 6 minggu diberikan
ransum dengan kandungan nutrisi, Energi 2900 kkal ME/kg
ransum, Protein Kasar 19%, Kalsium (Ca) 1%,
Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino Methionin 0,4.
3) Umur 6-18 minggu dapat diberikan
ransum dengan kandungan nutrisi; Energi 2700 kkal ME/kg ransum, Protein Kasar
17%, Kalsium (Ca) 1%, Posphor (P) 0,6%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino
Methionin 0,4;
4) Umur > 18 minggu dapat
diberikan ransum dengan kandungan nutrisi; Energi 2750 kkal ME/kg ransum,
Protein Kasar 15%, Kalsium (Ca) 2,5%, Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9
dan Asam Amino Methionin 0,4.
5) Kandungan aflatoksin dalam pakan
tidak boleh melebihi 20 ppb
6) Pakan dapat diberikan dalam
bentuk halus( mash) atau pellet
5. Obat
a) Obat hewan yang digunakan seperti
biologik, premik, farmasitik
b) adalah obat hewan yang telah
terdaftar dan memiliki nomor
c) pendaftaran obat hewan;
d) Penggunaan obat hewan harus
dibawah pengawasan dokter
e) hewan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
6. Kesehatan Hewan
a) Kandang yang digunakan untuk
pembibitan ayam lokal dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dimasuki
dan dijadikan sarang binatang pembawa penyakit.
b) Pembersihan dan pensucihamaan
kandang yang baru dikosongkan dilakukan dengan menggunakan desinfektan
c) Desinfeksi kandang dan peralatan
serta pembasmian serangga, parasit dan hama lainnya dilakukan secara teratur.
d) Kandang harus dikosongkan minimal
2 minggu sebelum digunakan kembali
e)
Vaksinasi terhadap penyakit unggas menular sesuai jadwal yang
dibuat
dan dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang.
Vaksinasi
dilakukan terhadap penyakit Newcastle Disease (ND),
Infectious Bronchitis (IB), Infectious
Bursal Disease (IBD), Coryza Avian Influenza (AI) s erta
penyakit lainnya yang ditetapkan
dilakukan sesuai petunjuk teknis kesehatan hewan
f).Apabila terjadi kasus penyakit
hewan menular yang menyerang ayam lokal
dilokasi pembibitan harus
segera dilaporkan kepada dinas
setempat untuk dilakukan tindakan
sebagaimana mestinya
g). Ayam, bangkai ayam dan limbah
pembibitan yang terkena penyakit hewan menular tidak boleh dibawa keluar lokasi pembibitan dan harus segera dimusnahkan dengan dibakar dan/atau dikubur.
7. Biosekuriti
Untuk
mencengah kemungkinan terjadinya kontak atau penularan bibit penyakit hewan
pada ternak, dilakukan tindakan sebagai berikut:
a) Lokasi pembibitan harus mempunyai
pagar agar memudahkan kontrol, keluar masuknya individu, kendaraan, barang
serta mencengah masuknya hewan lain.
b) Setiap individu sebelum masuk
unit kandang harus mencelupkan kaki yang telah diberi disinfektans
c) Pengunjung yang hendak masuk lokasi pembibitan harus meminta izin
dan mengikuti atauran yang ada.
Persyaratan Teknis bibit Ayam lokal
1.Persyaratan
teknis bibit ayam kampung
a.
Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, ukuran tubuh seragam, bulu
boleh bermacam-macam dan berasal dari ayam
induk yang sehat.
b.
Bentuk Fisik :
Warna bulu : beraneka ragam pada ayam yang
jantan
warnanya lebih indah.
Warna kaki : hitam campur putih.
Warna kulit : kuning pucat
Bentuk tubuh : Pada ayam jantan : lonjong
Pada ayam betina : segi empat
Bentuk kaki : Pada ayam jantan :
tegap dan proposional.
: Pada ayam betina : tegap
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah
berukuran sedang, ada yang tunggal,
rose,bergerigi, dan ada juga yang berbentuk
kacang.
Pada ayam betina : berwarna merah berukuran
kecil, tunggal rose bentuk kacang bergerigi.
Pial : Pada ayam
jantan : berwarna merah berukuran sedang.
Pada ayam betina : berwarna merah berukuran
kecil
Muka : Merah segar.
c.
Dipelihara secara intensif:
Bobot badan dewasa :Jantan : 2,4 kg.
Betina : 1,5 kg.
Umur pada telur pertama : 148 hari
Bobot telur : 40 gram
Bobot DOC : 26,2 gram
Kapasitas produksi telur : 112 butir/tahun (30,9%)
2.Persyaratan
teknis minimal bibit ayam kedu hitam
a.
Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam,
bulu baik dan berasal dan ayam Induk yang
sehat.
b.
Bentuk Fisik : Hitam mengkilap.
Warna Bulu : Hitam atau abu-abu.
Warna Kulit : Hitam atau putih keabu-abuan.
Profil tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Pada ayam jantan : bentuk kaki agak panjang dan tegap.
Pada ayam betina : kaki sedang dan tegap
Jengger :
Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran kecil, tega dan tunggal bergerigi.
Pial :
Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang.
Muka :
Hitam atau merah segar
Dipelihara
secara intensif:
Bobot badan dewasa Jantan :
2,54 kg.
Betina
: 1,62 kg
Umur pada telur pertama : 138 hari
Bobot telur : 40,7 gram
Bobot DOC : 27,7 gram.
Kapasitas produksi telur 215 butir/tahun (58,8%).
Konsumsi ransum : 93 gram/hari.
3.Persyaratan
teknis minimal bibit ayam pelung
a.
Ayam bibit harum sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan
ayam Induk yang sehat.
b.
Bentuk Fisik :
Warna Bulu : Beraneka warna,
hitam kuning.
Warna
Kaki : Kuning atau abu-abu atau
putih
Propil Tubuh : Pada ayam jantan : bulat memanjang.
Pada ayam
betina : bulat lonjong
Bentuk Kaki : Panjang dan tegap.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna
merah berukuran
besar, tegak, tunggal bergerigi.
Pada
ayam betina : berwarna merah berukuran sedang, tegak atau terkulai tunggal bergerigi.
Pial :
Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang.
Pada ayam betina : berwarna merah berukuran
kecil.
Muka :
Merah segar.
Tanda Khusus : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
Pada ayam betina : suara biasa
Pial :
Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang. Pada ayam betina : berwarna merah berukuran kecil.
Muka :
Merah segar.
Tanda Khusus : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
Pada ayam betina : suara biasa
c.
Dipelihara secara intensif
Bobot badan dewasa Jantan : 4 kg
Betina
: 2,9 kg
Umur pada telur pertama : 165 hari.
Bobot telur : 43 gram.
Bobot DOC : 29,6 gram.
Kapasitas produksi telur : 144 butir/tahun (31,7 %).
4.
Persyaratan teknis minimal bibit ayam merawang
a.
Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu
seragam, berasaldari ayam induk sehat.
b.
Bentuk Fisik
Warna Bulu : Merah kekuningan.
Warna Kaki : Kuning atau putih
Warna kulit : Kuning pucat
Profil Tubuh : Bulat Lonjong
Bentuk Kaki : Tegap proporsional.
Jengger :
Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang, tegak tunggal bergerigi.
Pial :
Merah segar.
Muka :
Merah segar
c.
Dipelihara secara intensif :
Bobot badan dewasa
Jantan : 1,88 kg
Betina : 1,57 kg.
Umur pada telur pertama : 135 hari.
Bobot telur : 38 gram
Bobot DOC : 28,3 gram
Kapasitas
produksi telur : 190 butir/tahun (52 %).
5.
Persyaratan teknis minimal bibit ayam sentul
a. Ayam bibit harus sehat, tidak cacat,
bentuk dan warna bulu seragam, berasal dari ayam induk
yang sehat.
b.
Bentuk Fisik
Warna Bulu : Betina : Abu-abu polos.
Jantan
: Abu-abu polos dengan warna merah dan orange.
Warna Kaki : Abu-abu keputihan.
Warna Kulit : Abu-abu keputihan.
Profil Tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Tegap proporsional.
Jengger : Pada ayam jantan :
berwarna merah,berukuran sedang, butter cup.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran kecil, butter cup.
Pial : Merah segar.
Muka : Merah segar.
c.
Dipelihara secara intensif
Bobot badan dewasa
Jantan : 2,2 kg.
Betina : 1,6 kg
Umur pada telur pertama : 135 hari.
Bobot
telur : 41 gram.
Bobot DOC : 30 gram
Kapasitas produksi telur : 150
butir/tahun (41 %).
6.Ayam
Gaok (Bangkalan, Madura )
Ciri
spesifik:
Warna bulu
blorok putih hitam, leher putih silver kekuningan, ekor hitam kuning kehijauan
(wido), shank dan paruh berwarna kuning.
Bobot tubuh besar, tegap dan gagah menyerupai ayam Pelung, sering disebut ayam Pelung Madura.
Keunggulan: sebagai ayam hias (fancy) dan produksi
daging.
Produktivitas:
Bobot dewasa
jantan : 2,4 kg
Bobot dewasa
betina : 2,1 kg
Produksi
telur : 90 butir/thn
Bobot
Telur : 46,7 gram
Umur Pertama
bertelur : 6 bln
7.
Ayam Cemani
Ciri Spesifik:
Warna bulu hitam legam polos, termasuk warna kulit, shank
(ceker), telapak kaki, jengger, paruh, lidah,
tenggorokan, dan telak (langi-langit mulut) berwarna hitam, juga warna daging,
tulang kehitam-hitaman.
Keunggulan : produksi telur,
upacara keagamaan dan obat.
Produktivitas:
Bobot dewasa jantan :
2,3 kg
Bobot dewasa betina :
1,9 kg
Produksi telur : 123 butir/thn
Bobot Telur : 45 gram
Umur Pertama bertelur :5,6
bln
8. Ayam Nunukan
Ciri Spesifik:
warna coklat kemerahan (buff),
bulu utama sayap dan ekor tidak
berkembang, paruh dan ceker berwarna kuning, pola bulu columbian (ujung sayap
dan ekor berwarna hitam).
Keunggulan : Upacara Keagamaan
produksi daging dan telur
Produktivitas:
Bobot dewasa jantan :
2,2 kg
Bobot dewasa betina :
1,5 kg
Produksi telur : 140 butir/thn
Bobot Telur : 45 gram
Umur Pertama bertelur : 6,5 bln
9.Ayam
Sentul
Ciri
Spesifik:
warna bulu
didominasi warna abu-abu, walaupun abu-abunya bervariasi
dimulai dari warna abu-abu tua, abu-abu muda, abu-abu
keputihan, abu-abu kemerahan/kecoklatan. Berdasarkan
warna bulunya ayam Sentul dikelompokkan
ke d alam 6 varitas. Sentul Kelabu
(warna bulunya abu-abu), Sentul Geni (abu-abu kemerahan), Sentul Jambe (warna
bulunya merah jingga), Sentul Batu (abu-abu keputihan), Sentul Debu (warnanya
seperti debu), Sentul emas (abu-abu kekuningan).
Keunggulan : produksi daging dan telur
Produktivitas:
Bobot dewasa jantan : 2,0 kg
Bobot dewasa betina : 1,3 kg
Produksi telur :
118 butir/thn
Bobot Telur :
38,3 gram
Umur Pertama bertelur :
5,5 bln
10.Ayam
Arab Golden
Ciri Spesifik :
Warna bulu merah lurik kehitaman (barred),
keemasan, bulu leher kuning kemerahan, warna lingkar mata hitam, warna kulit,
shank dan paruh hitam.
Keunggulan : Produksi Telur
Produktvitas:
Bobot dewasa jantan : 1,8 kg
Bobot dewasa betina : 1,3 kg
Produksi telur :
187 butir/thn
Bobot Telur :
35 gram
Umur Pertama bertelur :
5 bln