Sabtu, 01 Desember 2012

Ayam Lokal


BAB I
PENDAHULUAN
            Pemuliaan ternak adalah usaha jangka panjang dengan suatu tantangan utama yaitu memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di masa mendatang serta merencanakan untuk menghasilkan ternak-ternak yang diharapkan tersebut (Warwick et al. 1990). Peran pemuliaan dalam kegiatan produksi ternak sangat penting diantaranya untuk menghasilkan ternak-ternak yang efisien dan adaptif terhadap lingkungan. Produksi ternak yang efisien bergantung pada keberhasilan memadu sistem managemen, makanan, kontrol penyakit dan perbaikan genetik. Phillipsson (2003) mengemukakan bahwa komponen yang harus diperhatikan dalam program pemuliaan untuk negara berkembang antara lain adalah peran ternak, tujuan pemuliaan, recording serta membangun infrastruktur.
            Pengadaan bibit umumnya masih merupakan hasil swadaya peternaknya sendiri. Program pemuliaan yang tepat dan terarah serta berkesinambungan belum ada. Perbaikan mutu genetik akan efektif bila telah diketahui parameter genetic sifat-sifat produksi yang mempunyai nilai ekonomis disertai dengan tujuan pemuliaan (breeding objective) dan pola pemuliaan (breeding scheme) yang jelas. Salah satu cara untuk perbaikan genetik pada ternak dapat dilakukan melalui seleksi dalam kelompok ternak lokal dengan tujuan untuk meningkatkan frekuensi gen yang diinginkan. Kegiatan seleksi akan efektif bila jumlah ternak yang diseleksi banyak, namun catatan performans individu dari jumlah yang banyak akan sangat mahal. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah, seleksi atau peningkatan mutu
genetik dilakukan pada kelompok-kelompok tertentu kemudian disebarkan pada
kelompok lain.














BAB II
ISI

Tatalaksana Pembibitan
            Tatalaksana pembibitan ayam lokal adalah kegiatan melakukan pembiakan ayam lokal hasil seleksi melalui perkawinan yang seleksinya didasarkan pada sifat produksi dan/atau reproduksi. Tatacara pembiakannya adalah :
(a)    melakukan perkawinan ayam jantan dan betina untuk menghasilkan telur-telur fertil;
(b)   menetaskan telur fertil dengan inkubator (mesin tetas) untuk menghasilkan anak ayam. Usaha pembibitan ayam lokal dilakukan mengacu kepada Pedoman Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (GBP).
1. Persyaratan Teknis Bibit Ayam Lokal
  1. Diutamakan bibit hasil produksi dari pembibit ayam lokal;
  2. Bebas dari penyakit menular;
  3. Memenuhi persyaratan teknis minimal bibit ayam lokal;
  4. Ayam betina dara siap berproduksi (pullet) dan pejantan siap kawin. Untuk mengatasi kesulitan penyediaan pullet, dipertimbangkan pengadaan bibit DOC dengan diberikan paket pakan sampai dengan ayam siap produksi (umur 5 bulan) dengan memperhitungkan angka kematian dari DOC sampai dengan pullet.
2. Tempat/lokasi
1)      Lokasi merupakan sentra pengembangan ayam lokal
2)      Berdekatan atau mudah dijangkau oleh pelaku usaha budidaya ayam lokal dalam perindustrian ayam bibit
3)      Terdapat banyak sumber pakan
4)      Terdapat sarana atau prasarana bagi keberlanjutan kegiatan pembibitan
5)      Lokasi berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah sumber bibit unggas lokal.
6)      Kondisi agroekosistem sesuai untuk pengembangan usaha pembibitan sapi potong, antara lain didukung oleh ketersediaan sumber pakan lokal dan air.
7)      Lokasi bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular ang ditetapkan oleh pemerintah daerah
8)      Tersedia sarana dan prasarana serta kelembagaan pelayanan petugas teknis peternakan dan kesehatan hewan.
9)      Lokasi mudah dijangkau bagi pembinaan dan pemasaran hasil.
10)  Mutasi ternak di lokasi kegiatan mudah dikendalikan
3. Kandang dan Perlengkapan
  1. Daya tampung kandang sistem litter untuk ayam umur <3 minggu 40 ekor/m2, 3-6 minggu 20 ekor/m2, 6-18 minggu 10 ekor/m2 sedangkan untuk ayam umur > 14 minggu 6 ekor/m2.
  2. Kandang cukup ventilasi, memperoleh cukup sinar matahari dan terhindar dari aliran hembusan angin yang terus menerus.
  3. Tempat pakan dan air minum dapat terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat dan sesuai dengan umur ayam, baik ukuran maupun bentuknya.
  4. Tempat pakan harus diletakkan secara praktis, mudah terjangkau, mudah dipindahkan, diganti atau ditambah isinya dan mudah dibersihkan.
  5. Ayam yang sakit ditempatkan dikandang isolasi. Alat untuk membersihkan kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lain.
  6. Alat pemanas (indukan buatan) dan alat penerangan cukup.
  7. Alas kandang dan tempat bertelur kering dan bersih.
4. Pakan
Penggunaan ransum pakan ternak hendaknya mengikuti persyaratan
sebagai berikut :
1)      Anak ayam umur <3 minggu diberikan makanan dengan kandungan nutrisi; Energi 2900 kkal ME/kg ransum, Protein Kasar 21%, Kalsium (Ca) 1%, Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino Methionin 0,4.
2)      Umur 3 - 6 minggu diberikan ransum dengan kandungan nutrisi, Energi 2900 kkal ME/kg ransum, Protein Kasar 19%, Kalsium (Ca) 1%, Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino Methionin 0,4.
3)      Umur 6-18 minggu dapat diberikan ransum dengan kandungan nutrisi; Energi 2700 kkal ME/kg ransum, Protein Kasar 17%, Kalsium (Ca) 1%, Posphor (P) 0,6%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino Methionin 0,4;
4)      Umur > 18 minggu dapat diberikan ransum dengan kandungan nutrisi; Energi 2750 kkal ME/kg ransum, Protein Kasar 15%, Kalsium (Ca) 2,5%, Posphor (P) 0,7%, Asam Amino Lysine 0,9 dan Asam Amino Methionin 0,4.
5)      Kandungan aflatoksin dalam pakan tidak boleh melebihi 20 ppb
6)      Pakan dapat diberikan dalam bentuk halus( mash) atau pellet
5. Obat
a)      Obat hewan yang digunakan seperti biologik, premik, farmasitik
b)      adalah obat hewan yang telah terdaftar dan memiliki nomor
c)      pendaftaran obat hewan;
d)      Penggunaan obat hewan harus dibawah pengawasan dokter
e)      hewan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 6. Kesehatan Hewan
a)      Kandang yang digunakan untuk pembibitan ayam lokal dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dimasuki dan dijadikan sarang binatang pembawa penyakit.
b)      Pembersihan dan pensucihamaan kandang yang baru dikosongkan dilakukan dengan menggunakan desinfektan
c)      Desinfeksi kandang dan peralatan serta pembasmian serangga, parasit dan hama lainnya dilakukan secara teratur.
d)      Kandang harus dikosongkan minimal 2 minggu sebelum digunakan kembali
e)    Vaksinasi terhadap penyakit unggas menular sesuai jadwal yang
       dibuat dan dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang.
       Vaksinasi dilakukan terhadap penyakit Newcastle Disease (ND),
       Infectious Bronchitis (IB), Infectious Bursal Disease (IBD), Coryza Avian Influenza (AI) s  erta            penyakit lainnya yang  ditetapkan  dilakukan sesuai petunjuk teknis kesehatan hewan
f).Apabila terjadi kasus penyakit hewan menular  yang menyerang ayam lokal dilokasi         pembibitan       harus segera dilaporkan         kepada dinas setempat untuk dilakukan          tindakan sebagaimana mestinya
g). Ayam, bangkai ayam dan limbah pembibitan yang terkena penyakit hewan menular tidak boleh dibawa keluar lokasi pembibitan dan  harus segera dimusnahkan dengan dibakar     dan/atau           dikubur. 
7. Biosekuriti
       Untuk mencengah kemungkinan terjadinya kontak atau penularan bibit penyakit hewan pada ternak, dilakukan tindakan sebagai berikut:
a)      Lokasi pembibitan harus mempunyai pagar agar memudahkan kontrol, keluar masuknya individu, kendaraan, barang serta mencengah masuknya hewan lain.
b)      Setiap individu sebelum masuk unit kandang harus mencelupkan kaki yang telah diberi disinfektans
c)      Pengunjung yang hendak  masuk lokasi pembibitan harus meminta izin dan mengikuti atauran yang ada.



Persyaratan Teknis bibit Ayam lokal
1.Persyaratan teknis  bibit ayam kampung
a. Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, ukuran tubuh seragam, bulu
    boleh bermacam-macam dan berasal dari ayam induk yang sehat.
b. Bentuk Fisik            :
Warna bulu             : beraneka ragam pada ayam yang jantan
                                        warnanya lebih indah.
       Warna kaki             : hitam campur putih.
       Warna kulit            : kuning pucat
       Bentuk tubuh         : Pada ayam jantan : lonjong
       Pada ayam betina   : segi empat
       Bentuk kaki            : Pada ayam jantan : tegap dan proposional.
                                      : Pada ayam betina : tegap
       Jengger                   : Pada ayam jantan : berwarna merah
                                        berukuran sedang, ada yang tunggal, rose,bergerigi, dan   ada juga yang                                          berbentuk kacang.
                                        Pada ayam betina : berwarna merah berukuran kecil, tunggal rose                                                    bentuk kacang bergerigi.
            Pial                    : Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang.
                                        Pada ayam betina : berwarna merah berukuran kecil
            Muka                  : Merah segar.
c. Dipelihara secara intensif:
       Bobot badan dewasa                   :Jantan : 2,4 kg.
                                                              Betina : 1,5 kg.
            Umur pada telur pertama        : 148 hari
            Bobot telur                              : 40 gram
            Bobot DOC                            : 26,2 gram
            Kapasitas produksi telur         : 112 butir/tahun (30,9%)



2.Persyaratan teknis minimal bibit ayam kedu hitam
a. Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam,
    bulu baik dan berasal dan ayam Induk yang sehat.
b. Bentuk Fisik            : Hitam mengkilap.
       Warna Bulu          : Hitam atau abu-abu.
       Warna Kulit         : Hitam atau putih keabu-abuan.
       Profil tubuh          : Bulat Lonjong.
       Bentuk Kaki         : Pada ayam jantan : bentuk kaki agak panjang dan tegap.
                                      Pada ayam betina : kaki sedang dan tegap
       Jengger                 : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran kecil, tega dan                                       tunggal  bergerigi.
       Pial                       : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang.
       Muka                    : Hitam atau merah segar
Dipelihara secara intensif:
       Bobot badan dewasa       Jantan              : 2,54 kg.
                                                Betina              : 1,62 kg
       Umur pada telur pertama                         : 138 hari
       Bobot telur                                               : 40,7 gram
       Bobot DOC                                             : 27,7 gram.
       Kapasitas produksi telur                          215 butir/tahun (58,8%).
       Konsumsi ransum                         : 93 gram/hari.

3.Persyaratan teknis minimal bibit ayam pelung
a. Ayam bibit harum sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan ayam Induk      yang sehat.
b. Bentuk Fisik :
       Warna Bulu          : Beraneka warna, hitam kuning.
       Warna Kaki          : Kuning atau abu-abu atau putih
       Propil Tubuh        : Pada ayam jantan : bulat memanjang.
       Pada ayam betina : bulat lonjong
       Bentuk Kaki         : Panjang dan tegap.
       Jengger                 : Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran besar, tegak, tunggal                                                bergerigi.
                                    Pada ayam betina : berwarna merah berukuran sedang, tegak atau terkulai                                         tunggal bergerigi.
       Pial                       : Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang.
                                      Pada ayam betina : berwarna merah berukuran kecil.
       Muka                    : Merah segar.
       Tanda Khusus      : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
                                      Pada ayam betina : suara biasa
       Pial                       : Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang. Pada ayam                                                    betina : berwarna merah berukuran  kecil.
       Muka                    : Merah segar.
       Tanda Khusus      : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
                                      Pada ayam betina : suara biasa
c. Dipelihara secara intensif
    Bobot badan dewasa          Jantan : 4 kg
                                                Betina : 2,9 kg
       Umur pada telur pertama             : 165 hari.
       Bobot telur                                   : 43 gram.
       Bobot DOC                                 : 29,6 gram.
       Kapasitas produksi telur              : 144 butir/tahun (31,7 %).
4. Persyaratan teknis minimal bibit ayam merawang
a. Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu
    seragam, berasaldari ayam induk sehat.
b. Bentuk Fisik
       Warna Bulu : Merah kekuningan.
       Warna Kaki : Kuning atau putih
       Warna kulit : Kuning pucat
       Profil Tubuh : Bulat Lonjong
       Bentuk Kaki : Tegap proporsional.
       Jengger     : Pada ayam jantan : berwarna merah berukuran sedang, tegak tunggal bergerigi.
       Pial                       : Merah segar.
       Muka                    : Merah segar
c. Dipelihara secara intensif :
    Bobot badan dewasa
       Jantan : 1,88 kg
       Betina : 1,57 kg.
       Umur pada telur pertama : 135 hari.
       Bobot telur : 38 gram
       Bobot DOC : 28,3 gram
       Kapasitas produksi telur : 190 butir/tahun (52 %).
5. Persyaratan teknis minimal bibit ayam sentul
       a. Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu seragam, berasal dari ayam                          induk yang sehat.
       b. Bentuk Fisik
       Warna Bulu :        Betina : Abu-abu polos.
                                    Jantan : Abu-abu polos dengan warna merah dan orange.
       Warna Kaki                      : Abu-abu keputihan.
       Warna Kulit                     : Abu-abu keputihan.
       Profil Tubuh                     : Bulat Lonjong.
       Bentuk Kaki                     : Tegap proporsional.
       Jengger                             : Pada ayam jantan : berwarna merah,berukuran sedang, butter cup.
       Pada ayam betina             : berwarna merah, berukuran kecil, butter cup.
       Pial : Merah segar.
       Muka : Merah segar.
c. Dipelihara secara intensif
    Bobot badan dewasa
       Jantan : 2,2 kg.
       Betina : 1,6 kg
       Umur pada telur pertama : 135 hari.
       Bobot telur : 41 gram.
       Bobot DOC : 30 gram
       Kapasitas produksi telur : 150 butir/tahun (41 %).
6.Ayam Gaok (Bangkalan, Madura )
Ciri spesifik:
       Warna bulu blorok putih hitam, leher putih silver kekuningan, ekor hitam kuning kehijauan (wido), shank dan paruh berwarna kuning.  Bobot tubuh besar, tegap dan gagah menyerupai ayam Pelung,     sering disebut ayam Pelung Madura.
Keunggulan: sebagai ayam hias (fancy) dan produksi daging.
Produktivitas:
       Bobot dewasa jantan       : 2,4 kg
       Bobot dewasa betina       : 2,1 kg
       Produksi telur                   : 90 butir/thn
       Bobot Telur                      : 46,7 gram
       Umur Pertama bertelur     :  6 bln
7. Ayam Cemani 
Ciri Spesifik:
       Warna bulu hitam legam polos, termasuk warna kulit, shank (ceker), telapak kaki, jengger, paruh,       lidah, tenggorokan, dan telak (langi-langit mulut) berwarna hitam, juga warna daging, tulang      kehitam-hitaman.
Keunggulan : produksi telur, upacara keagamaan dan obat.
Produktivitas:
       Bobot dewasa jantan       : 2,3 kg
       Bobot dewasa betina       : 1,9 kg
       Produksi telur                  : 123 butir/thn
       Bobot Telur                      : 45 gram
       Umur Pertama bertelur     :5,6 bln
8. Ayam Nunukan
Ciri Spesifik:
       warna coklat kemerahan (buff), bulu utama sayap dan   ekor tidak berkembang, paruh dan ceker berwarna kuning, pola bulu columbian (ujung sayap dan ekor berwarna hitam).
Keunggulan : Upacara Keagamaan produksi daging dan telur
Produktivitas:
       Bobot dewasa jantan       : 2,2 kg
       Bobot dewasa betina       : 1,5 kg
       Produksi telur                   : 140 butir/thn
       Bobot Telur                      : 45 gram
       Umur Pertama bertelur     :  6,5 bln
9.Ayam Sentul
Ciri Spesifik:
       warna bulu didominasi warna abu-abu, walaupun abu-abunya   bervariasi dimulai dari warna abu-abu tua, abu-abu muda,       abu-abu keputihan, abu-abu kemerahan/kecoklatan. Berdasarkan warna bulunya ayam Sentul dikelompokkan  ke d  alam 6 varitas. Sentul Kelabu (warna bulunya abu-abu), Sentul Geni (abu-abu kemerahan), Sentul Jambe (warna bulunya merah jingga), Sentul Batu (abu-abu keputihan), Sentul Debu (warnanya seperti debu), Sentul emas (abu-abu kekuningan).
Keunggulan                 : produksi daging dan telur
Produktivitas: 
       Bobot dewasa jantan       : 2,0 kg
       Bobot dewasa betina       : 1,3 kg
       Produksi telur                   : 118 butir/thn
       Bobot Telur                      : 38,3 gram
       Umur Pertama bertelur     :  5,5 bln
10.Ayam Arab Golden
Ciri Spesifik :
       Warna bulu merah lurik kehitaman (barred), keemasan, bulu leher kuning kemerahan, warna lingkar mata hitam, warna kulit, shank dan paruh hitam.
Keunggulan : Produksi Telur
Produktvitas:
       Bobot dewasa jantan       : 1,8 kg
       Bobot dewasa betina       : 1,3 kg
       Produksi telur                   : 187 butir/thn
       Bobot Telur                      : 35 gram
            Umur Pertama bertelur            :  5 bln